Analisis Penerapan Teknologi Jaringan Lte 4g Di Indonesia
Analisis Penerapan Teknologi Jaringan Lte 4g Di Indonesia
Kebutuhan
perangkat telekomunikasi dewasa ini tidak hanya untuk komunikasi suara,
tetapi sudah merupakan tuntutan untuk komunikasi data, gambar dan video
membentuk komunikasi multimedia. Komunikasi multimedia sudah menjadi
keharusan dan ini dimungkinkan karena telah terjadinya konvergensi
beberapa layanan seperti voice, data, gambar dan video. Telah banyak
aplikasi layanan telekomunikasi yang banyak dinikmati user akibat dari
konvergensi layanan yang terjadi. Aplikasi layanan telekomunikasi yang
pada awalnya hanya layanan fixed sekarang ini telah dituntut untuk dapat
dinikmati menggunakan perangkat bergerak seperti PDA atau Laptop.
Beberapa aplikasi layanan multimedia yang sekarang banyak dinikamati
antara lain adalah m-learning, m-banking, m-shopping dan lain-lain.
kemajuan teknologi telekomunikasi dan informatika biasa disebut
Informatics, Communication Technology (ICT) telah banyak membantu
pengguna dalam kehidupan sehari-hari. (Gunawan Wibisono dan Gunadi Dwi
Hutomo, 2010; 3)
Dengan
melihat perkembangan teknologi informasi pada saat ini dan perkembangan
teknologi dibidang telekomunikasi yang berkembang pesat serta layanan
komunikasi yang bergerak di dunia mobile evolutions memungkinkan
penggunanya dapat saling berinteraksi satu sama lain. Perkembngan
teknologi ini sendiri berkembang secara cepat dari generasi ke generasi.
Dimulai dari generasi Fixed Wireline sampai kepada generasi Broadband,
ini bisa dilihat dari pertumbuhan pengguna teknologi Wireless di
Indonesia.
Gambar Pertumbuhan pelanggan broadband dan PSTN
Dari
gambar tersebut dapat dilihat bahwa layanan PSTN terus meningkat atau
terus mengalami pertumbuhan (Growth) hingga pada akhirnya tahun 2005
mengalami penurunan pertumbuhan pengguna. Berbeda dengan layanan
broadband yang penggunanya masih lebih kecil dari pengguna layanan PSTN
namun terus meningkat dari tahun ke tahun.
Teknologi
dari layanan broadband sendiri terus berkembang, dimulai dari generasi
pertama atau biasa disebut dengan istilah 1G, dimana pada generasi ini
memiliki standar teknologi Nordic Mobile Telephone (NMT) yang digunakan
berbasis analog, kemudian masuk ke generasi 2G teknologi sudah berbasis
digital dilanjutkan ke generasi 2.5G dengan peningkatan dalam kapasitas
Bandwitdh dari generasi sebelumnya sampai pada tahun 2000 an
perkembangan teknologi telekomnikasi di dunia tersebut telah mencapai
generasi 4G.
Untuk
saat ini sendiri terdapat 3 kandidat pengusung teknologi 4G , yaitu
Longterm Evolution (LTE) ultra mobile broadband (UMB) dan Wimax
(Worldwide Interoperability for microwive access II. Namun dari
ketiganya LTE adalah kandidate terkuat yang dipercaya akan memberikan
keuntungan baik bagi operator maupun kepada pengguna.
Beberapa
kelebihan diusung oleh teknologi 4G dengan jaringan LTE. Dibandingkan
dengan teknologi 3.5G yang hanya memiliki kecepatan akses data 7.2 Mbps,
maka 4G dapat memiliki kecepatan akses hingga 10 kalinya. Secara teori
teknologi ini dapat menghasilkan kecepatan download hingga 100 Mbps.
Kelebihan lain yang dimiliki oleh teknologi 4G yang menggunakan jaringan
LTE ini adalah dapat menghemat biaya pengeluaran bagi operator yang
sudah memiliki jaringan 3G dan HSDPA, memiliki jaringan yang cukup luas
dan layanan data broadband dalam skala besar Namun untuk di Indonesia
sendiri teknologi 4G khususnya untuk teknologi Long Term Evolution (LTE)
sendiri masih belum dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Generasi 3.5G merupakan teknologi terakhir yang dapat digunakan oleh
masyarakat Indonesia. Sementara spesifikasi peralatan (device) yang
digunakan telah memenuhi standar kualitas yang dibutuhkan untuk dapat
menikmati layanan yang diberikan dari teknologi generasi 4G.
Maka
dari itu di dalam tulisan ini akan disajikan mengapa teknologi LTE
tersebut belum bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia, apakah penyebab
belum bisa disajikannya layanan jaringan LTE di Indonesia. Maka dari
itu penulis ingin mengangkat judul yaitu “Analisis Penerapan Teknologi
Jaringan LTE 4G di Indonesia”.
Rumusan Masalah
1. Apakah kelebihan teknologi LTE 4G di bandingkan dengan generasi sebelumnya ?
2. Mengapa layanan 4G belum dapat dinikmati oleh masyarakat di Indonesia ?
3. Apa yang menjadi faktor utama yang menyebabkan tidak adanya layanan 4G LTE di Indonesia ?
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui kelebihan dari LTE 4G
2. Mengetahui kenapa layanan LTE 4G belum dapat dinikmati oleh masyarakat di Indonesia.
3. Mengetahui faktor utama penyebab layanan LTE 4G di Indonesia belum dapat digunakan.
Sistem Telekomunikasi
Menurut
Saydam (2006: 7) telekomunikasi terdiri dari dua suku kata, yaitu tele =
jarak jauh, dan komunikasi = kegiatan untuk menyampaikan berita atau
informasi. Jadi telekomunikasi secara sederhana dapat diartikan sebagai
suatu upaya penyampian berita dari satu tempat ke tempat lainnya (jarak
jauh) yang menggunakan alat atau media elektronik.
Telekomunikasi
adalah setiap pemancaran, pengiriman, dan atau penerimaan dari setiap
informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan
bunyi melalui sistem kawat, optik, radio atau sistem elektromagnetik
lainnya (Undang-undang RI no.36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi).
Sistem
telekomunikasi adalah seluruh unsur/elemen baik infrastruktur
telekomunikasi, perangkat telekomunikasi, sarana dan prasarana
telekomunikasi, maupun peyelenggara telekomunikasi, sehingga komunikasi
jarak jauh dapat dilakukan Agar dapat melakukan hubungan telekomunikasi,
terdapat beberapa komponen pembangun system telekomunikasi yaitu :
a. Informasi : merupakan data yang dikirim/diterima seperti suara, gambar, file, tulisan.
b. Pengirim : merubah informasi menjadi sinyal listrik yang siap dikirim.
c.
Media transmisi : alat yang berfungsi mengirimkan dari pengirim kepada
penerima. Karena dalam jarak jauh, maka sinyal pengirim diubah lagi /
dimodulasi agar dapat terkirim jarak jauh.
Prinsip Kerja Sistem Telekomunikasi sendiri ialah sebagai berikut
a.
Proses komunikasi diawali dengan sebuah pesan atau informasi yang harus
dikirimkan dari individu/perangkat satu ke perangkat lain.
b.
Pesan/informasi tersebut selanjutnya dikonfersi kedalam bentuk biner
atau bit yang selanjutnya bit tersebut di encode menjadi sinyal. Proses
ini terjadi pada perangkat encoder.
c. Sinyal tersebut kemudian oleh transmitter dikirimkan/dipancarkan melalui media yang telah dipilih.
d. Dibutuhkan media transmisi (radio, optik, coaxial, tembaga) yang baik agar gangguan selama disaluran dapat dikurangi.
e. Selanjutnya sinyal tersebut diterima oleh stasiun penerima.
f.
Sinyal tersebut didecode kedalam format biner atau bit yang selanjutnya
diubah kedalam pesan/informasi asli agar dapat dibaca/didengar oleh
perangkat penerima
Bisnis Jasa Telekomunikasi
Bisnis
adalah suatu kelompok atau organisasi yang menyediakan barang atau jasa
yang kemudian dijual untuk mendapatkan keuntungan. Jasa ialah
perbuatan, proses dan kinerja yang diberikan atau turut dihasilkan oleh
suatu entitas atau orang untuk entitas lain atau orang. Sedangkan
Telekomunikasi ialah pemancaran, pengiriman, dan atau penerimaan dari
setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar,
suara, dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio atau sistem
elektromagnetik lainnya.
Jadi,
Bisnis jasa Telekomunikasi ialah layanan Telekomunikasi untuk memenuhi
kebutuhan bertelekomunikasi dengan menggunakan jaringan Telekomunikasi.
Penyelenggaraan jasa Telekomunikasi sendiri terdiri dari ;
a. Penyelenggaraan jasa telepon dasar
b. Penyelenggaraan jasa nilai tambah telepon
c. Penyeleggaraan jasa multimedia
Contoh
dari layanan Telekomunikasi sendiri dapat berupa Fixed Lines, selular,
interkoneksi, network, data internernet dan layanan IT lainnya.
Perkembangan Generasi Jaringan
a. 1G
Generasi
pertama atau 1G merupakan teknologi handphone pertama yangdiperkenalkan
pada era 80-an dan masih menggunakan sistem analog. Generasi pertama
ini menggunakan teknik komunikasi yang disebut Frequency Division
Multiple Access (FDMA).
b. 2G
Teknologi
generasi kedua muncul karena tuntutan pasar dan kebutuhan akan kualitas
yang semakin baik. Generasi 2G sudah menggunakan teknologi digital.
Generasi ini menggunakan mekanisme Time Division Multiple Access (TDMA)
dan Code Division Multiple Access ( CDMA) dalam teknik komunikasinya.
c. 2.5G
Teknologi
2.5G merupakan peningkatan dari teknologi 2G terutama dalam platform
dasar GSM telah mengalami penyempurnaan, khususnya untuk aplikasi data.
Untuk yang berbasis GSM teknologi 2.5G di implementasikan dalam GPRS
(General Packet Radio Services) dan WiDEN, sedangkan yang berbasis CDMA
diimplementasikan dalam CDMA2000 1x.
d. 3G
ITU
(Intenational Telecomunication Union) mendefisikan 3G (Third
Generation) sebagai teknologi yang dapat unjuk kerja sebagai berikut
- Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 144 kbps pada kecepatan user 100 km/jam.
- Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 384 kbps pada kecepatan berjalan kaki.
- Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 2 Mbps pada untuk user diam (stasioner).
e. 3,5G
Teknologi
3.5 G atau disebut juga super 3G merupakan peningkatan dari teknologi
3G, terutama dalam peningkatan kecepatan transfer data yang lebih dari
teknologi 3G (>2Mbps) sehingga dapat melayani komunikasi multimedia
seperti akses internet dan video sharing. Yang termasuk dalam teknologi
ini adalah:
- High Speed Downlink Packet Access (HSDPA)
- Wireless Broadband (WiBro)
f. 4G
4G
yang 500 kali lebih cepat daripada CDMA2000 dapat memberikan kecepatan
hingga 1Gbps jika anda di rumah atau 100Mbps ketika anda bepergian.
Bayangkan dengan kecepatan super itu anda dapat dengan mudah mendowload
film dengan kualitas HD dalam waktu yang singkat tentu saja. 4G adalah
singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: fourth generation
technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada pengembangan
teknologi telepon seluler. 4G merupakan pengembangan dari teknologi 3G.
Nama resmi dari teknologi 4G ini menurut IEEE (Institute of Electrical
and Electronics Engineers) adalah ’3G and beyond’.
(www.ilmukomputer.org, diakses pada tanggal 29 mei 2012).
Generasi 4G
4G
merupakan pengembangan dari teknologi 3G. Nama resmi dari teknologi 4G
ini menurut IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers)
adalah ’3G and beyond’. Sebelum 4G, High-Speed Downlink Packet Access
(HSDPA) yang kadangkala disebut sebagai teknologi 3,5G telah
dikembangkan oleh WCDMA sama seperti EV-DO mengembangkan CDMA2000. HSDPA
adalah sebuah protokol telepon genggam yang memberikan jalur evolusi
untuk jaringan Universal Mobile Telecommunications System (UMTS) yang
akan dapat memberikan kapasitas data yang lebih besar (sampai 14,4
Mbit/detik arah turun).
Sistem
4G akan dapat menyediakan solusi IP yang komprehensif dimana suara,
data, dan arus multimedia dapat sampai kepada pengguna kapan saja dan
dimana saja, pada rata-rata data lebih tinggi dari generasi sebelumnya.
Belum ada definisi formal untuk 4G. Bagaimanapun, terdapat beberapa
pendapat yang ditujukan untuk 4G, yakni: 4G akan merupakan sistem
berbasis IP terintegrasi penuh.
Teknologi Generasi 4G
a. Long Term Evolution (LTE)
LTE
dibangun dengan tujuan untuk peningkatan efisiensi, penigkatan layanan,
pemanfaatan spectrum lain dan integrasi yang lebih baik. Hasil LTE ini
adalah berupa evolusi release 8 dari UMTS standard termasuk modifikasi
dari sistem UMTS. LTE ini menjadi evolusi lanjutan dari 3G dan akan
dikenal sebagai 4G yang nanti akan jauh lebih efisien dan simpel. LTE
mampu melakukan Download dan Upload dari telelpon selular dengan
kecepatan ratusan Mbps. LTE dipersiapkan untuk format jaringan selular
masa depan. Kekuatannya jauh melebihi yang sudah ada baik 3G HSDPA
maupun HSUPA karena mampu mengalirkan data hingga 100Mbps untuk Downlink
dan 50 Mbps untuk Uplink sehingga dapat mendukung jaringan yang
berbasis IP.
b. Ultra Mobile Broadband (UMB)
UMB
adalah nama lain untuk CDMA 2000 1x EV-DO revisi C yang dapat mendukung
kecepatan data hingga 280Mbps pada kondisi puncak sehingga dapat
dikategorikan kedalam generasi 4G. UMB didesain untuk dapat melayani
layanan IP Based Voice (VOIP), Multimedia, Broadband, Entertainmnent dan
jasa elektronik komersial juga mendukung penuh jaringan jasa wireless
pada lingkungan mobile.
UMB
mengkombinasikan aspek-asppek terbaik dari CDMA, TMD, LS-OFDM, dan
OFDMA kedalam suatu Inteface tunggal menggunakan mekasnisme signaling
dan Control optimasi yang lebih tinggi dan maju.
c. Mobile WiMax II (IEEE 802.16m)
Mobile
WiMax disebut juga WiMax revisi E, yang standardnya dibuat oleh IEEE,
menggunakan teknologi OFDM dan teknologi antenna. Mobile WiMax ini
nantinya akan menjadi semacam personal broadband atau DSL on the move.
Untuk teknologi ini, layanan yang dapat dinikmati adalah Broadband
mobile data yang juga non-mobile operator. Beberapa content yang akan
meramaikan WiMax kedepannya adalah VoIP, Game, Audio/Video Live.
Mobile
WiMax akan mengarah ke layanan dimana pengguna tidak lagi bergantung
pada jaringan akses dimana ia berada. Mobile WiMax menawarkan latency
rendah, advanced security, QoS, dan appropriate spectrum harmonization
serta worldwide roaming capability. Mobile WiMax dioptimalkan untuk
Dynamic Mobile Radio Channel, menyediakan support untuk hand of dan
roaming.
(Gunawan Wibisono dan Gunadi Dwi Hutomo, 2010; 12).
Kelebihan teknologi LTE 4G
LTE
adalah sebuah standar komunikasi akses data nirkabel tingkat tinggi
yang berbasis pada jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSPA. Jaringan
antarmuka-nya tidak cocok dengan jaringan 2G dan 3G, sehingga harus
dioperasikan melalui spektrum nirkabel yang terpisah. LTE 4G juga
diyakini mampu meningkatkan utililisasi teknologi yang telah ada
sehingga dapat menekan biaya yang dibutuhkan untuk penerapannya.
Perubahan
siginifikan dibandingkan standar sebelumnya meliputi 3 hal utama, yaitu
air interface, jaringan radio serta jaringan core. Di masa mendatang,
pengguna dijanjikan akan dapat melakukan download dan upload video high
definition dan konten-konten media lainnya, mengakses e-mail dengan
attachment besar serta bergabung dalam video conference dimanapun dan
kapanpun.
LTE
juga secara dramatis menambah kemampuan jaringan untuk mengoperasikan
fitur Multimedia Broadcast Multicast Service (MBMS), bagian dari 3GPP
Release 6, dimana kemampuan yang ditawarkan dapat sebanding dengan DVB-H
dan WiMAX .LTE dapat beroperasi pada salah satu pita spektrum seluler
yang telah dialokasikan yang termasuk dalam standar IMT-2000 (450, 850,
900, 1800, 1900, 2100 MHz) maupun pada pita spektrum yang baru seperti
700 MHz dan 2,5 GHz.
Beberapa kelebihannya lainnya dari LTE 4G ialah ;
a.
Tingkat download sampai dengan 299.6 Mbis/s dan tingkat upload gingga
75.5 Mbis/s tergantung pada katrgori perangkat yang digunakan.
b.
Peningkatan dukungan untuk mobilitas, sebagai contoh dukungan untuk
terminal bergerak hingga 350km/jam atau 500 km/jam tergantung pita
frekuensi
c. Dukungan untuk semua gelombang frekuensi yang saat ini digunakan oleh sistem IMT dan ITU-R
d.
Di daerah kota dan perkotaan, frekuensi band yang lebih tinggi (seperti
2.6 GHz di Uni Eropa) digunakan untuk mendukung kecepatan tinggi mobile
broadband.
e. Dukungan untuk
MBSFN (Multicast Broadcast Single Frequency Network). Fitur ini dapat
memberikan layanan seperti Mobile TV menggunakan infrastruktur LTE, dan
merupakan pesaing untuk layanan DVB-H berbasis siaran TV.
Penyebab-penyebab Layanan 4G belumdapat digunakan di Indonesia
Seperti
kita ketahui bersama bahwa generasi teknologi Telekomunikasi terakihr
yang dapat kita gunakan atau rasakan sebagai warga di Indonesia baru
hanya sebatas pada generasi 3.5G dan belum dapat menggunakan secara
maksimal dari layanan generasi 4G khususnya untuk teknologi Long Term
Evolution (LTE). Berdasarkan tinjauan pustaka menyebutkan ada beberapa
penyebab layanan dari generasi 4G tersebut belum dapat kita gunakan,
penyebab-penyebab yang paling sering dibahas oleh media maupun oleh para
ahli di bidang ini ialah dalam aspek Regulasi, dan Hardware serta
Software pendukung.
Regulasi
Regulasi
memegang peranan yang paling dalam bisnis telekomunikasi. Ada banyak
aspek regulasi yang mempengaruhi pertumbuhan bisnis telekomunikasi
bergerak pita lebar seperti ketersedian spektrum frekuensi, tarif,
interkoneksi, konten, dan penomoran. (Gunawan Wibisono dan Gunadi Dwi
Hutomo, 2010; 196)
Regulasi
yang berkaitan dengan masalah pengadaan jaringan LTE ini ialah
berkaitan dengan regulasi frekuensi. Frekuensi merupakan sumber daya
yang terbatas, oleh karena itu pemanfaatannya harus untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berikut ini daftar regulasi
telekomunikasi di Indonesia. Referensi diambil dari website Ditjen
Postel (sekarang Ditjen Pos dan Penyelenggaraan Informatika) Kementerian
Kominfo. UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN PEMERINTAH UU
a. No.36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
b. PP No.52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi Jaringan Telekomunikasi.
c. Kepmenhub No. 20 Tahun 2001 Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi.
Pemerintah
sudah memberikan jatah frekuensi kepada MNC Skyvision (Indovision),
perusahaan televisi berbayar sebesar 2.6Ghz yang baru diberikan 150MHz
dan belum digunakan sepenuhnya. Sedangkan untuk frekuensi rendah yang
bisa digunakan oleh LTE adalah 800Mhz masih digunakan oleh stasiun TV
analog.(www.teknoup.com) diakses pada 30 Mei 2012).
Hardware dan Software
Di
Indonesia hardware berupa teknologi dari LTE sendiri yang telah di uji
coba oleh beberapa operator di Indonesia bukanlah merupakan teknologi
standard dari LTE 4G yang sebenarnya. Teknologi yang telah diuji coba di
Indonesia merupakan LTE release – 8 yang mana teknologi tersebut hanya
masih memenuhi spesifikasi 3GPP (Third Generation Partneurship Project)
dan belum memenuhi spesifikasi standar IMT-andvanced.
Selain
itu, menurut Division Head Public Relation Indosat Bapak Djarot Handoko
pada salah satu media cetak mengatakan perluasan teknologi 4G di
Indonesia masih terkendala terbatasnya modem pendukungnya. "Modem untuk
4G masih sangat terbatas dan infrastruktur yang mendukung 4G belum
merata di seluruh Indonesia. "Seperti 3G, saat awal belum banyak
perangkat yang mendukung, seiring bertambahnya permintaan maka perangkat
itu akan muncul dengan sendirinya,” tambahnya.
Faktor Utama yang menyebabkan layanan LTE 4G belum ada di Indonesia
Dari
kedua faktor penyebab belum adanya layanan LTE 4G di Indonesia saat ini
yang menjadi faktor utama ialah dari masalah regulasi di Indonesia
sendiri yang belum mengatur masalah ini. Terutama regulasi tentang
frekuensi yang dapat digunakan. Menurut Joko Suryana salah satu pakar
Telekomunikasi dalam salah satu artikel media cetak mengatakan beberapa
pita frekuensi yang biasa digunakan oleh operator LTE di dunia yaitu
700/800 MHz, 1800 MHz, 2100 MHz dan 2600 MHz.
Permasalahannya
di Indonesia tambahnya, frekuensi – frekuensi yang telah disebutkan
diatas seluruhnya sudah digunakan bai oleh operator selular maupun
perurasahaan penyiaran (Broadcasting) sehingga saat ini tidak ada lagi
alokasi frekuensi yang kosong atau tersedia untuk LTE.
Kemudian
menurut Herfini Haryono, Direktur perencanaan dan pengembangan
Telkomsel pada saat itu masih dalam suatu artikel media cetak menegaskan
tinggal menunggu regulasi saja, jika sudah mendapat izin maka akan bisa
segera diimplementasikan,”. Untuk mendukung broadband termasuk
implementasi LTE, Telkomsel menambah investasi yang sebesar 50 persen
capek (capital expenditure) dialokasikan untuk jaringan 3G tambahnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari
hasil analisa dan pembahasan yang dilakukan tentang “Analisis Penerapan
Teknologi Jaringan LTE 4G di Indonesia”, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Kesimpulan
a. Ada beberapa kelebihan teknologi LTE 4G yang sangat berbeda dengan teknologi sebelumnya, antara lain:
- Tingkat download sampai dengan 299.6 Mbis/s dan tingkat upload gingga 75.5 Mbis/s tergantung pada katrgori perangkat yang digunakan.
- Peningkatan dukungan untuk mobilitas, sebagai contoh dukungan untuk terminal bergerak hingga 350km/jam atau 500 km/jam tergantung pita frekuensi
- Dukungan untuk semua gelombang frekuensi yang saat ini digunakan oleh sistem IMT dan ITU-R
- Di daerah kota dan perkotaan, frekuensi band yang lebih tinggi (seperti 2.6 GHz di Uni Eropa) digunakan untuk mendukung kecepatan tinggi mobile broadband.
- Dukungan untuk MBSFN (Multicast Broadcast Single Frequency Network). Fitur ini dapat memberikan layanan seperti Mobile TV menggunakan infrastruktur LTE, dan merupakan pesaing untuk layanan DVB-H berbasis siaran TV.
b.
Salah satu yang menjadi penyebab kenapa layanan teknologi LTE 4G blom
bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia, itu dikarenakan aspek
regulasi. Karena regulasi memegang peranan yang paling penting dalam
bisnis telekomunikasi. Ada banyak aspek regulasi yang mempengaruhi
pertumbuhan bisnis telekomunikasi bergerak pita lebar seperti
ketersedian spektrum frekuensi, tarif, interkoneksi, konten, dan
penomoran. Selain itu dari aspek Hardwere serta Software pendukung, itu
dikarenakan modem untuk 4G masih sangat terbatas dan infrastruktur yang
mendukung 4G belum merata di seluruh Indonesia.
c.
Dari kedua factor yang telah dibahas penyebab belum adanya layanan LTE
4G di Indonesia saat ini yang menjadi faktor utama ialah dari masalah
regulasi di Indonesia sendiri yang belum mengatur masalah ini.
Saran
Dari
hasil Analisis yang dilakukan mengenai Analisis Penerapan Teknologi
Jaringan LTE 4G di Indonesia, maka sebaiknya pemerintah segera mengatur
regulasi tentang penetapan jaringan teknologi LTE 4G, agar dapat di
implementasikan secepatnya di Indonesia, dan masyarakat Indonesia pun
dapat merasakannya, terutama bagi yang telah memiliki gadget berbasis
4G.
No comments:
Post a Comment